Palestina adalah sebuah wilayah yang memiliki sejarah panjang dan konflik berkepanjangan. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam sejarah Palestina adalah Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud, raja Arab Saudi yang memerintah dari tahun 1964 hingga 1975. Raja Faisal dikenal sebagai sosok yang sangat pro-Palestina dan anti-Israel. Ia banyak melakukan gerakan untuk membantu kemerdekaan Palestina, baik secara politik, ekonomi, maupun militer. Namun, nasib Raja Faisal berakhir tragis ketika ia ditembak mati oleh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal bin Musaed, pada tanggal 25 Maret 1975.
Raja Faisal lahir pada tahun 1906 sebagai putra Raja Ibn Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi. Sejak muda, ia sudah terlibat dalam urusan negara dan diplomasi. Ia pernah menjadi menteri luar negeri, duta besar untuk PBB, dan pemimpin kampanye militer melawan Yaman. Ia naik tahta pada tahun 1964 setelah menggulingkan saudaranya, Raja Saud, yang dianggap boros dan korup. Raja Faisal kemudian melakukan reformasi dan modernisasi di Arab Saudi, seperti memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan pendidikan, dan mengurangi ketergantungan pada minyak.
Salah satu isu yang paling menarik perhatian Raja Faisal adalah Palestina. Raja Faisal sangat simpatik terhadap nasib rakyat Palestina yang hidup di bawah penjajahan Israel. Ia menganggap Israel sebagai musuh utama Arab dan Islam. Ia juga menentang kebijakan Barat, terutama Amerika Serikat, yang mendukung Israel. Raja Faisal melakukan berbagai langkah untuk mendukung Palestina, antara lain:
- Ia memberikan bantuan finansial dan moral kepada gerakan perlawanan Palestina, seperti Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Fatah.
- Ia memimpin Liga Arab untuk mengeluarkan resolusi yang menolak pengakuan terhadap Israel dan menuntut hak kembali bagi pengungsi Palestina.
- Ia menginisiasi boikot minyak Arab terhadap negara-negara yang mendukung Israel, terutama Amerika Serikat, pada tahun 1973. Boikot ini menyebabkan krisis energi global dan meningkatkan harga minyak dunia.
- Ia membeli tanah di Palestina dari pemilik asli dan menyumbangkannya kepada PLO untuk digunakan sebagai basis perjuangan. Ia juga membangun sekolah, rumah sakit, dan masjid di Palestina.
- Ia menjalin hubungan baik dengan negara-negara Muslim lainnya, seperti Iran, Pakistan, dan Turki, untuk membentuk aliansi yang solidar terhadap Israel.
Namun, kepedulian Raja Faisal terhadap Palestina tidak disukai oleh sebagian pihak, baik di dalam maupun di luar Arab Saudi. Di dalam negeri, ada kelompok-kelompok yang menentang reformasi dan modernisasi yang dilakukan Raja Faisal. Mereka menganggap Raja Faisal telah menyimpang dari ajaran Islam yang murni dan mengikuti pengaruh Barat. Di luar negeri, ada negara-negara yang merasa terancam oleh kekuatan dan pengaruh Raja Faisal, terutama Israel dan sekutu-sekutunya.
Pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal menghadapi akhir hidupnya yang menyedihkan. Ketika ia sedang melakukan audiensi dengan seorang pejabat tinggi Kuwait, ia ditembak mati oleh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal bin Musaed. Pangeran Faisal bin Musaed adalah anak dari Pangeran Musaed bin Abdulaziz, saudara Raja Faisal. Pangeran Faisal bin Musaed baru saja kembali dari Amerika Serikat, di mana ia menempuh pendidikan dan terlibat dalam kasus penjualan dan pengedaran narkoba. Motif pembunuhan yang dilakukan Pangeran Faisal bin Musaed masih belum jelas hingga kini. Ada beberapa spekulasi yang beredar, antara lain:
- Pangeran Faisal bin Musaed menderita gangguan kejiwaan atau gila. Ini adalah alasan yang diberikan oleh keluarga kerajaan setelah peristiwa pembunuhan. Namun, panel ahli medis kemudian membantah alasan ini dan menyatakan bahwa Pangeran Faisal bin Musaed tidak gila saat ia menembak Raja Faisal.
- Pangeran Faisal bin Musaed membalas dendam atas kematian saudara laki-lakinya, Pangeran Khalid bin Musaed, yang dibunuh oleh polisi pada tahun 1966. Pangeran Khalid bin Musaed adalah seorang aktivis yang ikut dalam demonstrasi menentang upaya modernisasi Arab Saudi. Ia tewas ketika polisi membubarkan demonstrasi tersebut dengan kekerasan.
- Pangeran Faisal bin Musaed terlibat dalam konspirasi dengan pihak asing, terutama Israel dan Amerika Serikat, untuk membunuh Raja Faisal. Ini adalah spekulasi yang paling populer di kalangan rakyat Arab Saudi dan Palestina. Mereka menganggap pembunuhan Raja Faisal sebagai bagian dari rencana untuk melemahkan perjuangan Palestina dan menghentikan boikot minyak Arab.
Pangeran Faisal bin Musaed kemudian dihukum mati atas tindakannya. Ia dieksekusi di depan umum di Riyadh pada tanggal 18 Juni 1975. Raja Faisal digantikan oleh putra mahkota Khalid, yang melanjutkan kebijakan-kebijakan Raja Faisal. Raja Faisal dihormati sebagai salah satu raja Arab Saudi yang paling berjasa dan dicintai. Ia juga dianggap sebagai salah satu pahlawan Palestina yang paling berani dan setia. Ia dimakamkan di Masjid Al Baqi di Madinah, tempat pemakaman para sahabat Nabi Muhammad SAW.
